Saya yakin sudah banyak orang yang mengenal PT Freeport Indonesia (PTFI). Perusahaan yang sudah beroperasi selama 52 tahun di Indonesia ini dikenal sebagai pengelola tambang Grasberg, yang mana merupakan tambang emas terbesar pertama dan tambang tembaga terbesar ketiga di dunia. Berkat komitmen dan konsistensinya dalam pengelolaan bidang pertambangan telah mengantarkan PTFI menjadi salah satu perusahaan pertambangan terkemuka di dunia.
Masyarakat umum selama ini mungkin mengenal PTFI sebagai perusahaan tambang besar di Papua saja, yang menghasilkan logam seperti tembaga, emas, perak dan memasarkannya ke seluruh dunia. Tetapi, belum banyak yang tahu bahwa PTFI juga berkontribusi besar terhadap pembangunan di tanah Papua, khususnya di daerah kabupaten Mimika.
Banyak sekali sumbangsih bagi negeri dari PTFI yang mencakup segala bidang. Sebut saja pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan, jembatan, perumahan warga, hingga fasilitas umum seperti bandara, pelabuhan dan rumah sakit. Pengadaan program-program pembangunan berkelanjutan seperti di bidang ekonomi, pendidikan hingga kesehatan juga tidak luput dari perhatian PTFI.
Kali ini saya akan membahas salah satu wujud kontribusi Freeport untuk masyarakat di tanah Papua yaitu di bidang pendidikan. Selama bertahun-tahun PTFI berkontribusi dalam dunia pendidikan yang sangat berdampak positif bagi masyarakat Papua. Apa saja wujud kontribusi tersebut?
PTFI bersama dengan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) telah berkontribusi banyak dalam dunia pendidikan, khususnya di daerah sekitar pertambangan. Hal ini sebagai wujud kepedulian PTFI dalam mendukung kualitas pendidikan masyarakat Papua. LPMAK sendiri adalah lembaga yang didirikan oleh PT Freeport Indonesia dan pemerintah daerah (pemda) yang berfokus pada kesejahteraan warga Amungme dan Kamoro, serta lima suku kekerabatan (Dani, Damal, Moni, Mee dan Nduga) di Kabupaten Mimika.
Program pendidikan yang dikelola oleh LPMAK cukup banyak, salah satunya dalam bentuk pemberian beasiswa. PTFI memberikan beasiswa untuk siswa-siswi Papua di jenjang SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Dari tahun 1996 hingga 2018 tercatat sebanyak 11.000 siswa sudah menikmati fasilitas dari beasiswa ini. PTFI bersama LPMAK juga membangun pendidikan berasrama dengan total 5 asrama putra dan putri yang berlokasi di Timika dan di Semarang, Jawa tengah. Tidak hanya berfokus pada kesejahteraan siswa binaannya saja, kesejahteraan tenaga pengajarnya juga ikut diperhatikan oleh LPMAK dengan pemberian gaji, akomodasi dan pelatihan bagi para guru-guru di kabupaten Mimika.
Institute Pertambangan Nemangkawi (IPN) adalah sebuah balai pelatihan dan pendidikan khusus yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia, untuk mendidik dan melatih putra-putri Papua dalam bidang pertambangan. Tidak hanya dilengkapi dengan fasilitas peralatan-peralatan canggih kelas dunia saja, staf pengajarnya yang berjumlah 300 instruktur pun semuanya sudah terakreditasi secara internasional. Hal ini tentunya sangat membanggakan sekaligus menakjubkan. Bagaimana tidak? Di sebuah tempat terpencil di ujung timur Indonesia, terdapat sebuah institut yang fasilitasnya sudah bertaraf internasional.
Masyarakat Papua yang mengenyam pendidikan di IPN dibebaskan dari biaya pendidikan karena seluruh biaya operasionalnya ditangguh oleh PT Freeport Indonesia. Bahkan yang membuat saya berdecak kagum, siswa yang diterima tidak hanya dibebaskan dari biaya pendidikan saja, tetapi juga diberikan insentif, uang saku, transportasi dan Tunjangan Hari Raya (THR).
Saat ini terdapat 20 jurusan teknik dan 3 jurusan akademik yang ada di IPN. Program-program yang ditawarkan pun cukup banyak seperti Program Pra-magang, Program Magang, Program Pendidikan Orang Dewasa, Program Master Administrasi Niaga (MBA), Program Administrasi Niaga (D3) dan lain-lain. Banyaknya jurusan dan program yang ditawarkan tentunya memudahkan para peserta didik dalam menentukan jenis pendidikan yang sesuai dengan bakat mereka. Selain itu, mereka yang telah selesai mengenyam pendidikan dan pelatihan pun dibebaskan dari ikatan dinas, artinya para alumni bebas menentukan jenjang karir dan pekerjaan yang mereka minati.
IPN telah menghasilkan ribuan alumni yang berkualitas dan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Ribuan alumni telah bekerja menjadi karyawan PT Freeport dan sisanya bekerja di berbagai perusahaan, seperti perusahaan-perusahaan konstruksi dan ada juga yang menjadi pegawai negeri sipil. Hal ini tentunya menjadi bukti begitu pesatnya perkembangan kualitas sumber daya manusia di Papua, khususnya kualitas tenaga kerjanya.
Selain program pendidikan LPKAM dan didirikannya IPN, wujud nyata kepedulian PTFI terhadap pendidikan warga Papua adalah dengan diadakannya beasiswa kerjasama antara AMINEF dan PTFI. American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) adalah organisasi binational yang mengelola program beasiswa (seperti beasiswa Fulbright, beasiswa Community College Initiative, dan lain-lain) yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah Indonesia.
PTFI sudah bekerja sama dengan AMINEF sejak tahun 1998 dengan memberikan beasiswa bagi putra-putri Papua dan Papua Barat untuk mengenyam pendidikan di Amerika Serikat. Beasiswa yang ditawarkan adalah beasiswa Fulbright-Freeport Master's Degree Program dan beasiswa program Community College Initiative (CCI).
Melalui Fulbright-Freeport Master’s Degree Program, pelajar Papua dan Papua Barat yang memenuhi kriteria diberi kesempatan untuk kuliah S2 di Amerika Serikat. Sedangkan melalui program CCI mereka diberikan kesempatan belajar selama dua semester di sejumlah perguruan tinggi di Amerika Serikat. Seluruh biaya pendidikan dan biaya hidup penerima beasiswa ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah Amerika Serikat dan PTFI.
Dana yang telah dikeluarkan PTFI untuk mendukung program beasiswa ini pun sangat fantastis. Pada periode 2016-2020 saja PTFI memberikan dana sebesar USD 1 juta untuk mendukung program beasiswa CCI. Hingga saat ini, total dana yang sudah diberikan PTFI untuk program beasiswa mencapai USD 2,4 juta. Berkat sumbangsihnya tersebut pula PTFI tercatat sebagai sponsor terbesar untuk program-program beasiswa yang dikelola AMINEF di Indonesia.
Melalui program beasiswa ini, PTFI secara langsung sudah mengubah kehidupan banyak orang Papua. PTFI telah menjadi jembatan bagi pelajar Papua dan Papua Barat dalam meraih cita-cita mereka. Selain itu, semua penerima beasiswa AMINEF ini ingin kembali untuk mengabdi dan membangun tanah Papua. Hal ini tentu saja menjadi sebuah hal positif karena sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Papua, dan semua itu berkat jasa PT Freeport Indonesia.
Begitu besarnya kontribusi PTFI dalam pendidikan di tanah Papua membuat saya sadar akan satu hal. Pembangunan sebuah negara tidak akan berjalan dengan lancar apabila upaya peningkatan kualitas pendidikan masih dikesampingkan. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan maka Indonesia bisa mencetak sumber daya manusia yang unggul, yang mampu berdaya dalam bidang apapun. Biar bagaimanapun generasi penerus yang terdidik ini yang nantinya akan melanjutkan pembangunan Indonesia. Sumbangsih bagi negeri inilah yang menjadi bukti cinta PT Freeport Indonesia bagi pendidikan indonesia, khususnya di tanah Papua. Semoga perusahaan-perusahaan besar lainnya yang ada di Indonesia bisa mengikuti jejak mulia PT Freeport Indonesia dalam berkontribusi membangun Indonesia menjadi lebih baik.
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam #NarasiDariPapua Blog Competition yang diselenggarakan oleh PT Freeport Indonesia. Isi tulisan berupa opini pribadi penulis, diluar tanggung jawab PT Freeport Indonesia dan menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya. Referensi data dan gambar bersumber dari situs resmi PT Freeport Indonesia, situs resmi LPMAK Timika, channel YouTube PT Freeport Indonesia dan situs resmi Good News From Indonesia. Sedangkan olah grafis dilakukan secara mandiri oleh penulis.
14 comments
Satu lagi, aku juga berharap teman-teman dari Papua bisa belajar dengan baik dan memiliki attitude baik di tempat-tempat yang mereka tinggali untuk menempuh pendidikan.
kunjungi balik ya:
https://jejak-kenzie.blogspot.com
Kabar terakhir yang saya dengar soal Freeport ya tentang pemerintah Indonesia yang berhasil mengakuisisi saham Freeport tahun 2018 kemarin. Kalau nggak salah 51%, atau 52% ya? Kayaknya saya harus banyak baca2 lagi berita2 tentang Freeport nih hehe.. :D
Betul sekali, mas. Sumbangsih PTFI untuk Papua memang nggak main-main. Semua bidang nggak ada yang luput dari perhatian PTFI, dari pembangunan infrastruktur, program pendidikan, kesehatan sampai ekonomi masyarakatnya. Saya pun baru tahu tentang Institute Pertambangan Nemangkawi sekitar satu tahun yang lalu, hehe