AzHtSQZp1iZslulol6LhbSRfPW3X0CLkhgLjs78N
Bookmark

SRAWUNG GALIH - Diskominfo Coworking Space (DCS): Ruang Kreatif yang Inklusif dan Aksesibel untuk Masyarakat Yogyakarta


Semua orang pasti menginginkan tempat kerja yang nyaman, kondusif, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang lengkap untuk mendukung produktivitas kerja. Tidak hanya membuat kita betah dalam bekerja saja, tetapi dukungan tempat dan fasilitas yang memadai juga membuat ide dan gagasan kreatif dapat berkembang dengan optimal, sehingga berimbas positif pada kinerja pekerja itu sendiri. Salah satu tempat bekerja yang banyak diminati saat ini adalah coworking space atau “ruang bekerja bersama”. Teman-teman pembaca blog pasti sudah familiar dengan tempat yang satu ini, kan?☺

Ya, istilah coworking space ini memang sudah nggak asing lagi di telinga generasi millennial saat ini, khususnya bagi mereka yang berkecimpung di dunia startup atau bisnis rintisan. Tempat ini memang akhir-akhir ini sangat digemari banyak orang karena fleksibilitas serta fasilitas lengkap yang ditawarkan. Jadi nggak heran jika sekarang banyak bermunculan coworking space di mana-mana, salah satunya di daerah saya, Yogyakarta.

Sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah DIY kepada masyarakat, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY belum lama ini meresmikan tempat atau ruang khusus yang diberi nama Diskominfo Co Working Space (DCS). Ruang kreatif ini dibuat dalam rangka memfasilitasi masyarakat Jogja, khususnya bagi mereka para individu maupun komunitas yang berkecimpung di industri kreatif digital, yang ingin mengembangkan ide-ide serta gagasan kreatifnya. Berbeda dengan coworking space pada umumnya, DCS dibuat agar inklusif dan aksesibel, artinya tempat ini didesain sedemikian rupa agar ruangan dan fasilitas-fasilitasnya nyaman serta dapat diakses oleh semua kalangan, tidak terkecuali teman-teman kita para difabel. Wah, hebat sekali, bukan? 


Menurut saya, bentuk perhatian pemerintah DIY seperti ini yang tidak melupakan kaum difabel dengan menyediakan tempat yang ramah dan aksesibel bagi mereka sangatlah patut diacungi jempol. Pasalnya, sebagian besar coworking space di Jogja memang kurang memperhatikan hal tersebut, padahal banyak sekali lho teman-teman kita para difabel yang memiliki kelebihan khususnya di dunia kreatif digital.



Berbekal rasa penasaran yang tinggi, saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke DCS yang berlokasi di lantai satu kantor Diskominfo DIY. Saya ingin melihat secara langsung seperti apa coworking space milik pemerintah daerah yang berkonsep ramah difabel ini. Ketika sampai di sana, saya pun cukup terkesima. Baik tempat maupun fasilitas-fasilitas yang disediakan memang cukup memadai dan bisa digunakan oleh semua kalangan. Begitu senangnya menemukan alternatif tempat "nongkrong" baru untuk berkarya, tidak terasa saya sudah berkunjung beberapa kali dalam satu pekan ini.☺

Oleh karena itu, di post kali ini saya ingin berbagi informasi kepada teman-teman pembaca untuk mengenai lebih dalam mengenai Diskominfo Co Working Space (DCS) serta fasilitas-fasilitas apa saja yang ada di dalamnya. Tujuannya adalah agar teman-teman pembaca, khususnya yang tertarik maupun berkecimpung di dunia kreatif digital, dapat berkunjung juga dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan untuk menunjang produktivitas dan kreativitas dalam berkarya. Namun sebelumnya, bagi teman-teman yang belum sepenuhnya paham mengenai konsep dari DCS, ada baiknya saya menjelaskan apa yang dinamakan dengan coworking space itu sendiri.

Apa Itu Co Working Space?


Meskipun sering mendengar istilah ini di media-media, terkadang banyak yang belum mengerti konsep dari coworking space itu sendiri. Saya pun dulu juga begitu. Secara desain dan pengemasan, tempat ini mirip dengan tempat-tempat nongkrong kekinian. Lantas, apa bedanya dengan cafe-cafe biasa?


Jadi, coworking space, atau dalam padanan bahasa Indonesia disebut sebagai “ruang kerja bersama”, adalah sebuah tempat atau ruang bersama yang digunakan untuk melakukan pekerjaan. Jadi satu ruangan tersebut diisi dan digunakan oleh orang-orang dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. Pengguna co working space sendiri biasanya didominasi oleh freelancer maupun pekerja-pekerja di dunia start up. Salah satu keunggulan dari coworking space adalah fleksibilitasnya dibanding kantor konvensional. 


Jika kantor konvensional mungkin terkesan kaku dan kurang fleksibel dalam melakukan berbagai hal, di coworking space atmosfer yang ditawarkan lebih santai, namun tetap kondusif dan mendukung kegiatan bekerja kita. Selain itu, dengan adanya coworking space tentunya memudahkan para pekerja, khususnya pemilik start up, karena tidak perlu menyewa sebuah tempat dengan harga mahal, namun tetap bisa berkarya di ruangan yang nyaman dan kondusif. Dikarenakan suasananya yang cozy, santai, namun tetap cocok untuk melakukan kegiatan produktif, tidak jarang banyak mahasiswa maupun siswa sekolah yang menggunakan tempat ini untuk belajar dan berdiskusi. 


Untuk dapat menggunakan coworking space serta mengakses layanan-layanan yang ada di dalamnya, para individu, komunitas, maupun perusahaan startup dapat membayar biaya paket keanggotaan. Pilihan paket keanggotaannya pun terdiri dari berbagai macam, ada paket harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan, tergantung kebijakan dari masing-masing penyedia tempatnya. 


Mengingat besarnya animo dari masyarakat terhadap tempat ini, sekarang sudah banyak bermunculan coworking space di kota-kota besar yang menawarkan ciri khas layanan-layanannya sendiri. Nah, gimana teman-teman, sudah paham kan apa yang dimaksud dengan coworking space? Sekarang kita lanjut ke ulasan DCS-nya.☺


DCS: Bentuk Perhatian Pemda DIY Terhadap Industri Kreatif Digital Yogyakarta

Sumber: https://www.instagram.com/kominfodiy

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY meresmikan Diskominfo Co Working Space (DCS) pada hari Jumat, 24 Agustus 2018 yang lalu. Peresmian ruang kreatif ini ditandai dengan pemotongan pita yang dilakukan oleh Kepala Diskominfo DIY, Bapak Ir. Rony Primanto Hari MT. Menurut Bapak Drs. Bayu Februarino Putro selaku Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (yang saya kutip dari channel Youtube JITV Pemda DIY), pembukaan coworking space ini merupakan bentuk perhatian dari pemda DIY terhadap banyak munculnya bisnis startup di Jogja. Selain itu, pembukaan ruang kreatif ini juga merupakan salah satu perwujudan dari Jogja Smart Province yang sedang dikembangkan oleh pemda DIY.


Pembukaan DCS tersebut tentunya merupakan langkah yang sangat tepat dari pemda DIY dan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat Jogja, khususnya mereka yang bergelut di bidang industri kreatif digital. Hal ini karena meskipun terkenal sebagai kota pelajar dan kota budaya, Jogja juga termasuk dari 5 besar provinsi di Indonesia yang berpotensi untuk memajukan industri kreatif digital. Saat ini pertumbuhan industri kreatif digital di Jogja menunjukan progres yang cukup pesat. Berikut merupakan hasil survey Diskominfo DIY bekerjasama dengan Asosiasi Digital Kreatif (ADITIF) Yogyakarta dan Jakpat, terhadap pelaku industri kreatif di Yogyakarta tahun 2017 lalu. 


Hasil survey industri kreatif digital di Yogyakarta (sumber: https://www.aditif.id)

Berdasarkan hasil survey yang melibatkan 84 responden, kategori yang paling banyak mendominasi industri kreatif di Jogja adalah bidang creative agency, digital marketing, dan news portal dengan persentase sebesar 24%. Kemudian kategori terbanyak kedua yaitu e-commerce (6%), disusul oleh kategori animation & game developer (4%), ISP, Hosting & Security (4%), Education (2%), dan lain-lainnya (1%). 

Selain startup lokal, startup internasional juga menunjukkan ketertarikannya dengan Yogyakarta, contohnya seperti perusahaan game house dari Prancis, Gameloft. Hal ini terlihat dari langkah mereka yang telah membuka cabang berupa dua studio di Jogja, dengan jumlah karyawan yang fantastis yaitu mencapai 600 karyawan. Hal yang membuat Jogja dinilai nyaman bagi industri kreatif tentunya didukung oleh beberapa faktor, seperti biaya operasional (sewa gedung dan internet) yang lebih terjangkau, ketersediaan SDM yang melimpah dan berkualitas, akses transportasi yang mudah, dan lain-lain. Oleh karena itu tidak heran mengapa saat ini banyak startup bermunculan yang tidak hanya berasal dari pengusaha lokal Jogja itu sendiri, tetapi dari kota lain, bahkan luar negeri. 

Bapak Drs Bayu Februarino Putro berpose di depan logo DCS
Sumber: https://www.instagram.com/kominfodiy

Menurut Bapak Drs. Bayu Februarino Putro selaku Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, sebagai ruang kreatif yang inklusif dan aksesibel, harapannya DCS ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh teman-teman komunitas, khususnya teman-teman difabel, untuk meningkatkan kemampuan mereka agar dapat mengembangkan kreativitasnya di industri kreatif digital. Tidak hanya itu saja, diharapkan juga para teman-teman dari berbagai komunitas agar nantinya dapat saling berkolaborasi dan bekerjasama dengan penggiat-penggiat yang lain sehingga tercipta networking yang lebih luas, serta munculnya kerjasama atau kolaborasi di masa yang akan datang. Ingat, karena ruang kreatif ini adalah tempat untuk berkarya, pengunjung diharapakan dapat menjaga serta memanfaatkannya untuk kegiatan yang positif, ya. 

Seperti pesan dari GKR Hayu, Putri Keraton Yogyakarta dalam peresmian DCS kemarin, 

"Untuk yang menggunakan, dirawat dengan baik. Jangan disalahgunakan. Jangan dipakai untuk membuat fake news, hoax, dan segala macam hal yang negatif, karena tempat ini adanya untuk hal yang positif.”


(Sumber: Channel Youtube Resmi JITV Pemda DIY)


Fasilitas Apa Saja yang Ada di DCS?



Berbagai fasilitas yang disediakan di DCS ini cukup lengkap lho, teman-teman. Saya yakin buat teman-teman yang suka diskusi, menulis, atau membuat konten digital baik sendiri maupun dengan komunitasnya akan betah berlama-lama disini. Pasalnya fasilitas-fasilitas yang ada memang sangat memadai untuk menunjang kegiatan berkarya. Fasilitas tersebut di antaranya ada ruang multimedia (terdiri dari ruang komputer dan ruang studio), outdoor space, ruang kelas dan ruang diskusi.


Masing-masing fasilitas didesain dengan konsep minimalis, tetapi tetap aksesibel dan nyaman untuk digunakan. Ketika pertama kali datang, teman-teman dapat mengakses DCS ini dengan masuk melalui pintu utama kantor Diskominfo DIY maupun melalui pintu samping yang menghubungkan langsung dengan ruang multimedia DCS. Akses jalan menuju ruang multimedia ini juga sudah dilengkapi dengan rampa, sehingga memudahkan teman-teman difabel dalam mengakses jalan tersebut. Selanjutnya mari kita bahas fasilitasnya satu per satu.



Ruang Multimedia

Ruang multimedia DCS terdiri dari dua ruangan yang memiliki fungsi sendiri-sendiri. Pertama adalah ruang komputer dan kedua adalah ruang studio. Desain ruang komputer DCS ini cukup apik dan kekinian, dengan interior minimalis bernuansa coklat dan berlantai motif kayu, membuat suasananya menjadi nyaman untuk berlama-lama di sini. Di dalam ruangan ini terdapat tujuh unit komputer yang dapat diakses oleh pengunjung DCS apabila tidak membawa laptop sendiri. Komputer tersebut sudah didukung dengan koneksi internet yang cepat, jadi dijamin nggak ada yang namanya "loading lama" saat akses internet di sini.

Oh ya, ruangan ini juga sudah dilengkapi dengan AC, jadi para pengunjung tidak perlu takut lagi kepanasan saat mengakses informasi. Asal jangan dipakai untuk tiduran lho ya.. ☺ Untuk dapat mengakses komputer di sini, teman-teman hanya cukup diminta mengisi data diri di buku tamu yang telah disediakan di meja informasi. Mas dan mbak staff yang bertugas juga ramah-ramah, lho. Mereka selalu siap sedia apabila kita ada pertanyaan atau butuh bantuan. Jadi, kalau ada apa-apa nggak perlu sungkan-sungkan untuk bertanya ke mereka, ya ☺



meja informasi ruang komputer


Unit Komputer yang ada di ruang komputer (1)


Unit Komputer yang ada di ruang komputer (2)




Jika teman-teman memiliki hobi editing dan membuat konten-konten digital seperti animasi, video, atau film pendek, maka ruang studio ini sangat cocok sekali untuk mengembangkan kreativitas teman-teman. Pasalnya, ruang studio tersebut memang dikhususkan bagi mereka yang tertarik untuk membuat animasi atau film pendek. Di sini terdapat unit komputer yang sudah dilengkapi dengan video editing software dan software untuk membuat animasi, serta alat-alat yang mendukung proses editing tersebut seperti monitor dan audio tools (saya kurang tahu namanya). Tetapi, karena ruangannya kecil dan komputernya hanya ada satu, mungkin lebih tepat jika diisi satu atau dua orang saja ya. Kalau kebanyakan yg ada bukannya fokus malah jadi rame. Hehe.. Sayangnya, ketika berkunjung kemarin saya tidak bisa mencoba alat- alat yang ada di ruang studio ini karena saya belum menguasai cara menggunakan software-nya. Jadi hanya bisa melihat-lihat kondisi di dalam ruangan saja.

Unit komputer dan monitor di ruang studio DCS (1)


Unit komputer dan monitor di ruang studio DCS (2)


Sound tools yang ada di ruang studio DCS (saya nggak tahu namanya, hehe..)


Komputer di ruang studio DCS dengan beragam software editing lengkap




Outdoor Space


Jika pengunjung ingin berdiskusi di ruangan terbuka, DCS juga menyediakan outdoor space yang letaknya berada tepat di depan ruang multimedia. Di sini, pengunjung dapat berdiskusi bersama teman sesama komunitasnya, atau jika ingin menampilkan hasil karyanya, terdapat performance space berupa panggung kecil yang dapat pengunjung gunakan. Tentu saja semuanya sudah di desain oleh pihak Diskominfo DIY agar tidak hanya nyaman namun juga aksesibel bagi para difabel. 


Kalau sedang membawa laptop sendiri, biasanya saya lebih suka mengakses internet di outdoor space ini. Maklum ya, wong ndeso, kadang kalau internetan di ruang komputer dan kelamaan di bawah AC suka bersin-bersin. Kan jadi nggak enak sama pengunjung lainnya, hehe. 


Bagaimana dengan koneksi wifi-nya? Saya jamin teman-teman yang berkunjung ke sini pasti tidak akan kecewa karena menurut pengalaman saya selama satu pekan ini koneksinya cukup cepat dan stabil. Bahkan ketika saya gunakan untuk meng-update operating system laptop saya (yang file-nya cukup besar) hanya memakan waktu kurang dari 30 menit. Berdasarkan informasi yang diambil dari video di channel Youtube resmi JITV Pemda DIY, koneksinya menembus angka 90 Mbps. Wow!




Performance space yang ada di ruang terbuka DCS




Ruang Kelas dan Ruang Diskusi

Ruang kelas yang ada di DCS ini cukup luas dan dapat menampung kurang lebih 12-15 orang. Ruangan ini cocok bagi komunitas yang ingin mempresentasikan hasil karya kepada anggotanya. Selain itu bagi mereka yang ingin mengadakan workshop atau pelatihan kecil juga bisa karena ruangan ini sudah didukung dengan fasilitas seperti white board, projector beserta LCD-nya, dan sound system. Lengkap sekali, kan? Untuk menggunakan ruangan ini, pengunjung diharapkan menghubungi staff DCS terlebih dahulu karena proses booking ruangan tidak bisa secara dadakan. Minimal empat belas hari sebelumnya harus menghubungi staff DCS dan mengutarakan tujuan dari pemakaian ruangan tersebut.









Terakhir adalah ruang diskusi. Ruang diskusi ini dapat diisi maksimal 20 peserta. Bentuk mejanya yang khas seperti meja rapat di kantor dilengkapi dengan kursi-kursi yang nyaman. Kesan formal pun terasa ketika saya memasuki ruangan ini. Selain itu, terdapat dua rak buku besar yang (sepertinya) difungsikan sebagai perpustakaan kecil, berisi buku-buku publikasi pemerintah.  Sebagai orang yang suka membaca, saya tertarik untuk melihat-lihat koleksi buku tersebut. Tetapi karena waktu itu hanya ada saya di ruangan itu, saya sedikit tidak enak untuk berlama-lama di dalam ruangan. Hehe. Oh ya satu lagi. Desain kedua ruangan ini mulai dari pintu, meja dan kursi semuanya sudah didesain agar ramah difabel, ya.








Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Diskominfo Co Working Space (DCS) ini berlokasi di lantai satu gedung kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY, yang beralamat di Jalan Brigjen Katamso, Keprakan, Mergangsan, Kota Yogyakarta, DIY 55152. Jika teman-teman pembaca blog ingin berkunjung dan belum mengetahui lokasinya di mana, teman-teman bisa mencarinya di aplikasi Google Map atau dengan klik peta di bawah ini.




Itulah ulasan saya mengenai Diskominfo Co Working Space (DCS). Semoga dengan adanya DCS ini teman-teman pembaca dan seluruh masyarakat Yogyakarta, khususnya yang bergelut di bidang industri kreatif digital, dapat memanfaatkan tempat ini dengan maksimal untuk mengembangkan ide serta gagasan kreatifnya. Apalagi tempat ini disediakan oleh pemda DIY secara gratis, jadi harus kita manfaatkan seoptimal mungkin untuk berkarya. 

Bagi teman-teman yang berdomisili di Jogja, ayo kita sama-sama ramaikan tempat ini untuk kegiatan positif. Jangan lupa ajak teman-teman komunitasnya juga, ya! Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk semuanya. Sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya ☺

Informasi lebih lanjut:
Diskominfo Co Working Space (DCS)
Gedung Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY Lantai 1
Jalan Brigjen Katamso, Keprakan, Mergangsan, 
Kota Yogyakarta, DIY 55152
Jam buka: Senin - Jumat (08.00 - 16.00, khusus hari Jumat sampai 14.30)
- Telepon(0274) 373444
- Fax: (0274) 374496
- Website: http://diskominfo.jogjaprov.go.id/
- E-mail: diskominfo@jogjaprov.go.id
- Twitter: @kominfodiy
- Instagram: @kominfodiy
- Facebook: Kominfo DIY
8 comments

8 comments

  • Unknown
    Unknown
    6 November 2018 at 23:44
    Bisa dicoba! thanks gan
    • Unknown
      Abe
      31 January 2019 at 00:52
      Sama2, gan.
    Reply
  • Andre He
    Andre He
    23 October 2018 at 22:28
    Apakah coworking space ini bisa digunakan untuk gathering komunitas?
    • Andre He
      Abe
      31 January 2019 at 00:53
      Bisa, mas. Tapi sebelumnya harus menghubungi pihak DCS nya dulu ya.
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    14 October 2018 at 18:01
    Studio animasinya bayar gak?
    • Unknown
      Abe
      31 January 2019 at 00:54
      Semua fasilitas yang ada di coworking space ini gratis tidak dipungut biaya 😊
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    3 October 2018 at 15:32
    Nice post 👍 saya kemarin juga baru dari sana gan
    • Unknown
      Abe
      4 October 2018 at 15:13
      makasih gan. oh ya? sendiri atau sama komunitasnya gan? saya terakhir kesana dua mingguan yg lalu. lagi sibuk nesis hehe :))
    Reply